Selasa, 04 September 2012

METODE PENANGKAPAN IKAN


I.PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. Meningkatnya upaya sumberdaya perikanan mendorong berkembangnya teknik dan taktik penangkapan (fishing technique and fishing tactics) untuk dapat memproduksi secara lebih efektif dan efisien (tadjuddah,2009).
Keberadaan alat penangkapan ikan di indonesia ini sudah berkembang pesat, dengan berbagai macam alat tangkap yang telah dimiliki sudah beredar diseluruh sektor perikanan indonesia. Diantaranya adalah pancing, payang dan purse seine. Dari alat-alat tersebut termasuk dalam golongan alat yang ramah lingkungan, sehingga alat tersebut digunakan sebagai komoditas utama dan bernilai ekonomis tinggi.
Pemanfaatan sumberdaya hayati laut tidak lepas dari kegiatan operasi penangkapan ikan yang melibatkan berbagai unit penangkapan ikan, unit penangkapan ikan yang berkembang saat ini cukup bervariasi mulai dari yang berukuran kecil seperti tombak, serok dan pancing sampai alat tangkap yang berukuran besar seperti trawl, purse seine, rawai tuna serta payang. Payang merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang umum dikenal dan dioperasikan hampir di seluruh perairan indonesia (Irnawati,2004).
1.2    Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum metode penangkapan ikan adalah agar para praktikan mengetahui mengetahui jenis-jenis alat tangkap serta metode dan teknik pengoperasian alat tangkap.
Tujuan dari praktikum metode penangkapan ikan adalah untuk memperkenalkan kepada para praktikan mengenai jenis alat tangkap serta metode dan teknik alat tangkap.



1.3    Waktu dan Tempat
Praktikum metode penangkapan ikan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 19 Mei 2012 pukul 07.30 sampai 12.00 WIB dan bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi kabupaten Trenggalek propinsi Jawa Timur.




II.TINJAUAN PUSTAKA


2.1 ALAT TANGKAP PURSE SEINE
2.1.1 Klasifikasi Berdasarkan FAO
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan dunia yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut. Purse seine yang disingkat PS dimasukkan kelompok jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan Lampara yang disingkat LA dimasukkan kelompok jaring lingkar tanpa tali kerut dengan kode 01.2.0.
Sebuah Tinjauan purse seine terbuat dari dinding panjang jaring dibingkai dengan floatline dan leadline (biasanya, dengan panjang yang sama atau lebih panjang dari mantan) dan memiliki cincin tas gantung dari tepi bawah gigi, yang berjalan melalui garis tas yang terbuat dari kawat baja atau tali yang memungkinkan mengerucutkan gawang. Untuk sebagian besar situasi, itu adalah peralatan yang paling efisien untuk menangkap spesies pelagis besar dan kecil yang shoaling.
Para seines tas dapat dioperasikan oleh satu atau dua kapal. Paling biasa adalah purse seine dioperasikan oleh sebuah perahu tunggal, kapal purse seine, dengan atau tanpa perahu tambahan. Ikan OperationSearching untuk agregasi ikan, kemudian memeriksa (bila mungkin) spesies ikan dan ukuran sekolah mengevaluasi dan catchability nya, sebelum sekitarnya adalah bagian utama dari operasi purse seine. Para purse seine diatur sekitar sekolah terdeteksi ikan. Setelah itu, bersih ditutup di bawah sekolah dengan pengangkutan garis tas berjalan melalui cincin (mengerucutkan). Instrumen Hydroacoustic, seperti sonars adalah alat penting untuk menemukan agregasi ikan. Juga umum adalah penggunaan "alami" tanda-tanda agregasi ikan (sering diamati dengan teropong) untuk memulai dengan operasi penangkapan ikan, seperti konsentrasi burung laut, mengacak-acak permukaan air dan kehadiran kelompok-kelompok lumba-lumba. Buatan "Ikan Agregasi Devices" (FAD) dan atraksi ringan digunakan di beberapa perikanan berkonsentrasi spesies pelagis fish.Target SpeciesAggregated (sekolah) dari semua ukuran dari ikan sarden kecil untuk tuna yang besar (Skipjack tuna, Yellowfin tuna).
2.1.2 Klasifikasi Berdasarkan Kepmen 06/Men/2010
            Kelompok jenis alat penagkapan ikan jarring lingkar adalah kelompok alat penangkapan ikan berupa jarring berbentuk  empat persegi panjang yang terdiri dari sayap,badan, dilengkapi pelampung, pemberat, tali ris atas, tali ris bawah dengan atau tanpa tali kerut/pengerut dan bagian salah satu bagiannya berfungsi sebagai kantong yang pengoperasiannya melingkari gerombolan ikan pelagis (SNI 7277.3:2008).
Jenis, ssebutan,singkatan, pengkodean dan gambar
·         Jenis alat tangkap ikan jarring lingkar (surrounding nets) : 01.0.0
1. Jaring lingkar bertali kerut (With purse lines/Purse seine), PS, 01.1.0:
a. Pukat cincin dengan satu kapal (One boat operated purse seines),PS1,01.1.1:
1) Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal, PS1-K, 01.1.1.1
2) Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal, PS1-B, 01.1.1.2
Gambar 1. Pukat cincin dengan satu kapal (One boat operated purse seines)

b. Pukat cincin dengan dua kapal (Two boat operated purse seines),
PS2,01.1.2:
1) Pukat cincin grup pelagis kecil, PS2-K, 01.1.2.1
2) Pukat cincin grup pelagis besar, PS2-B, 01.1.2.2
(google image, 2012)
Gambar 2. Pukat cincin dengan dua kapal (Two boat operated purse seines)

2. Jaring lingkar tanpa tali kerut (Without purse lines/Lampara): LA, 01.2.0
(google image, 2012)

Gambar 3. Jaring lingkar tanpa tali kerut (Without purse lines/Lampara)
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER.06/MEN/2008 Tentang Penggunaan Alat Penangkap Ikan Pukat Hela Di Perairan Kalimantan Timur Bagian Utara Pukat Hela adalah semua jenis alat penangkapan ikan berbentuk jaring berkantong, berbadan dan bersayap yang dilengkapi dengan pembuka jaring yang dioperasikan dengan cara ditarik/dihela menggunakan satu kapal yang bergerak sedangkan Kapal Pukat Hela adalah kapal penangkap ikan yang menggunakan alat penangkapan ikan pukat hela.

2.1.3 Spesifikasi Alat Tangkap
Pada garis besarnya jaringan purse seine terdiri dari kantong (bag bunt), badan jaring, tepi jaring, pelampung (float corck), tali pelampung (crock line , float line), sayap (wing), pemberat (singker, lead), tali penarik (purse line), tali cincin (purs ring), dan selvage.(Sudirman dan Malawa,2004)
 Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berartiikan ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air sea surface dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapa dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah :Layang (Decapterussp), bentang, kembung (Rastrehingersp) lemuru (Sardinellasp), slengseng, cumi-cumi (Loligosp) dan lain-lain (Subani dan Barus, 1989).
 (google image,2012)
Gambar 4. Spesifikasi jarring purse seine



2.1.4 Metode dan teknik pengoperasian alat tangkap
            One Boat System, dibandingkan dengan two boat system, cara operasi lebih mudah (tidak terlalu compicated). Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak (mobile) dengan pergerakan yang cepat pada siang hari. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi akan menjadi lebih luas. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai), dengan demikian jumlah operasi akan lebih banyak. Menarik jaring, mengangkat  jaring, mengangkat ikan, dan lain-lain pekerjaan di dek memungkinkan dimekanisir, dengan demikian kerja akan lebih efisien.( Sudirman dan Malawa,2004).
            Two Boat System, teoretis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan menjadi sekitar seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system. Oleh karena gerombolan ikan mudah dilingkari dan dapat dilakukan dengan cepat, diharapkan akan mengakibatkan catch yang besar. Sifat-sifat ikan, kondisi fishing ground (angin, arus, gelombang, dan lain sebagainya), kondisi saat operasi, dan sebagainya akan mempengaruhi penentuan system yang akan dipakai. Dalam hal-hal tertentu, two boat terkadang mendapatkan catch yang lebih besar. Meskipun telah kita coba membandingkan antara one boat system dengan two boat system, dalam pemilihan type mana yang akan dipakai, masihlah banyak hal-hal yang diperhitungkan. Kondisi  fishing ground, jumlah crew, skill dari crew, dan lain-lain sebagainya, akan memberikan pengaruh.  Tidaklah dapat dikatakan mutlak bahwa one boat systtem akan unggul dibandingkan dengan two boat system, karena faktor ekonomi dan sosial akan menjadi penentu terakhir.( Sudirman dan Malawa,2004)
2.1.5  Alat Bantu Penangkapan
·         Teknik Operasi menggunakan Alat bantu cahaya
            Berbeda halnya dengan mengejar gerombolan ikan, penangkapan ikan dengan purse seine yang menggunakan alat bantu cahaya, maka pengejaran gerombolan ikan tidak perlu dilakukan karena pelingkaran jaring hanya berada pada sekitar cahaya lampu. Dengan demikian, penangkapan dengan bantuan cahaya hanya dapat dilakukan pada malam hari dibulan gelap.( Sudirman dan Malawa,2004)
(google image, 2012)
Gambar 5. Alat bantu dengan cahaya
·         Teknik operasi dengan menggunakan rumpon
            Menggunakan rumpon juga tidak perlu lagi mencari gerombolan ikan, karena rumpon juga tidak perlu lagi mencari gerombolan ikan, karena gerombolan ikan diharapkan telah beerkumpul disekitar rumpon.rumpon yang dilepas dipermukaan laut akan terbawa oleh arus. Lalu melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon. Lalu menarik tali kolor dari jaring. Setelah jaring bagian bawah telah tertutupi maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti semula.( Sudirman dan Malawa,2004)
(google image, 2012)
Gambar 6. Alat bantu Rumpon



2.1.6 Hasil Tangkapan Alat Tangkap
              Penangkapan ikan telah berlangsung ribuan tahun. Hingga kini, ikan masih menadi sumber pangan utama di seluruh dunia. Kapal penangkap ikan komersial menggunakan jala besar untuk menangkap ribuan ekor ikan sekali tangkap. Panjang jala drift atau gill mencapai beberapa kilometer. Ikan berenang menuju jala itu, kemudian terjebak. Namun, lumba-lumba dan burung laut juga sering kali terjerat. Jala trawl menangkap ikan yang di perairan tengah dan dalam. Ikan yang hidup dekat dengan permukaan laut ditangkap dengan jala purse seine.Kawasan besar ikan tuna sirip biru hidup di Samudera Atlantik bagian utara. Ikan ini ditangkap dengan jala purse seine (Nicholas,2006).
              Sumberdaya perikanan pelagis kecil di Laut Jawa didominasi oleh    ikan layang (Decapterus spp) yang terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni Decapterus russelli (Rupell, 1928) dan Decapterus macrosoma (Bleeker, 1851) dan mempunyai peranan penting dan mempunyai nilai ekonomis didalam perikanan purse seine sehingga banyak dicari dan ditangkap oleh armada purse seine sebagai target utama hasil tangkapan (Ambar,2007).
2.1.6.1 Klasifikasi Ikan Beserta Gambar Ikan
1. klasifikasi pada cumi-cumi adalah sebagai berikut:
Nama             : cumi-cumi/squid _family Loliginidae
Nama local      :  cumi-cumi
(google image, 2012)
Gambar 7. Gambar cumi-cumi
Spesies           : Loligo indica
Sumber           : (Asatrio, 2009)
2. Klasifikasi ikan cakalang adalah sebagai berikut:
Nama             : Ikan cakalang/tuna_family Scombridae
Nama local      :  Ikan cakalang
(google image, 2012)
Gambar 8. Ikan cakalang
Spesies           : Katsuwonus pelamis
Sumber           : (Skillman dan Dizon, 1985)

3. Klasifikasi ikan tuna adalah sebagai berikut:
Nama             : Ikan tuna/ Bluefin Tuna_family Scombridae
Nama local      :  Ikan tuna
(google image, 2012)
Gambar 9. Ikan Tuna
Spesies           : Thunnus albacore (Albacore)
Sumber           : (Rian, 2010)
4. Klasifikasi ikan tongkol adalah sebagai berikut:
Nama              : ikan tongkol/ skipjack tuna _family Scombridae
Nama local      : tongkol Komo, mangkok, Ambu-Ambu, Tongkok Kurik, Sembak
(google image, 2012)
Gambar 10. Ikan Tongkol
Spesies           : Euthynnus affinis
Sumber           : (Wiadnya, 2012)
5. Klasifikasi ikan tenggiri adalah sebagai berikut:
Nama              : ikan tenggiri/ mackerel_family Scombridae
Nama local      : ikan tenggiri



                                               (google image, 2012)
Gambar 11. Ikan Tenggiri
Spesies           : Acanthocybium solandri
Sumber           : (Nomura, 1977)
6. Klasifikasi ikan layang adalah sebagai berikut:
Nama              : ikan layang / Shortfin scad _family Carangidae
Nama local      : layang
(google image, 2012)
Gambar 12. Ikan Layang
Spesies           : Decapterus russelli
Sumber           : (Tyo, 2010)

2.2 ALAT TANGKAP PAYANG
2.2.1 KlasifikasiBerdasarkan FAO
Berdasarkan klasifikasi standar alat tangkap Internasioal FAO (1990), payang termasuk jenis “Beich Seine” yang bagian-bagiannya terdiri dari dua sayap, badan jarring dan kantong yang dalam pengoperasiannya menggunakan sebuah kapal, dan ditarik melalui dua tali selambar yang panjang (Sutono, 2003).
Berdasarkan FAO Tahun 1971 tentang alat tangkap, payang termasuk dalam jenis jaring lingkar
NO
Jenis Alat Tangkap
Macam Alat Tangkap
1
Jaring Lingkar
Purse Seine, Payang
2
Pukat
Dogol, Beach Seine
3
Pukat Harimau ( Trawl )
Bottom Trawl
4
Penggaruk
Penggaruk Berperahu
5
Tangkul
Portable Lift Nett
6
Alat Yang dijatuhkan
Jala
7
Jaring Insang dan Jaring Portal
Gill Nett
8
Perangkap
Bubu, Sero
9
Pancing
Rawai, Tonda
10
Alat Penjepit dan Melukai
Tombak
Tabel 1. Jenis-jenis Alat tangkap


Gambar 13. Alat tangkap payang
2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Kepmen 05/men/2010
            Kelompok jenis alat penangkapan ikan pukat tarik adalah kelompok alat penangkapan ikan berkantong (cod-end) tanpa alat pembuka mulut jaring, pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan (schooling) ikan dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian sayap dan tali selambar. (SNI 7277.6:2008) (KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010).
2.2.3 Spesifikasi Alat Tangkap
Menurut Sutono (2003),  secara rinci bagian-bagian payang dapat diuraikan sebagai berikut:
·         Bagian kaki atau sayap:merupakan bagian penggiring hasil tangkapan kedalam kantong, dan terbuat dari dua lembar jaring memanjang dengan bentuk semakin mengecil pada bagian ujungnya. Terbuat dari bahan PE atau raffia yang telahdipintaldengan diameter benang 2 mm.
·         Badan jarring:berfungsi menampung hasil tangkapan sementara, yang terbuat dari bahan PE atau raffia yang telah dipintal dengan diameter  2 mm.
·         Kantong:merupakan bagian penampung hasil akhir tangkapan, yang terbuat dari bahan waring (minoe net) dengan bentuk seperti kerucut terpancung.
·         Pelampung:pelampung yang digunakan dari bahan PVC, dipasang merata dan sebagai pelampung tambahan digunakan jerigen plastic.
·         Pemberat:digunakan batu yang dipasang merata dengan jarak tertentu sesuai kebutuhan.
·         Tali ris dan selambar:tali ris dipasang di sepanjang tubuh jarring dari bahan PE, diameter 5 mm, sedangkan selambar dari tali PE diameter 12 mm dengan panjang 100-250 m.
Alat tangkap payang terdiri dari dua sayap. Biasanya terbuat dari jarring yang bahannya dari bahan sintetis jenis nylon multifilament. Sebagai contoh, alat tangkap payang yang dioperasikan di Teluk Mandar, mesh size sayapnya masing-masing berukuran 80, 50, 30,dan 20 cm. Ukuran sayap semakin kecil kearah kantong. Untuk memberikan daya apung maka pada bagian sayap diberikan pelampung. Panjang jarring keseluruhan bervariasi dari puluhan meter sampai ratusan meter. Mesizise pada kantong berkisar 1,5-5 cm. Ujung kedua sayap dihubungkan dengan tali penarik, pada bagian sebelah kanan diberi pelampung tanda, sedangkan pada tali penarik lainnya diikatkan di kapal (Sudirman dan Mallawa, 2004).
2.2.4 Metode dan Teknik Pengoperasian Alat Tangkap
Setelah alat tangkap ini teleh tersusun dengan baik diatas kapal maka tiba di fishing ground. Jika menggunakan alat bantu rumpon, terlebih dahulu harus ditangani dengan memperhatikan arah arus, karena arah ikan pada rumpon akan berlawanan dengan arah arus. Jika arah arus dari barat, maka posisi ikan berada pada sisi timr rumpon. Setelah itu, jarring diturunkan yang dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, mengelilingi rumpon, penauran jarring dilakukan sampai semua jarring turun kelaut dan selanjutnya mengambil kedua tali sayap, kemudian jarring ditarik keatas perahu. Jika operasi dilakukan tidak menggunakan rumpon, maka proses operasinya hampir sama dengan cantrang, hanya pada payang dilakukan dipermukaan air (Sudirman dan Mallawa, 2004).
Cara pengoperasian payang adalah dengan melingkari sasaran. Pada setiap akhir penangkapan hasilnya dinaikkan keatas geladak perahu. Untuk pengoperasian pukat pantai (krakat) adalah dengan membawa krakat tersebut keperahu, kemudian dilingkarkan di sekitar pantai. Lalu ditarik dan dinaikkan kepantai (Dinasperikanan, 1996).





Gambar 14. Cara Pengoprasian Payang                                  
2.2.5 Alat Bantu Penangkapan
            Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan. Kalau gerombolan ikan yang diburu tadi kebetulan tongkol dalam penangkapan ini disebut oyokan tongkol. Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95% lebih (Nugroho,2011).
            Beberapa cara untuk mendapatkan (mengumpulkan) kawanan ikan sebelum penangkapan dilakukan ialah menggunakan alat bantu penangkapan (fish agregating device, fish lure) atau biasa disebut ”rumpon” dan ”sinar lampu (fish fishery). Disebut alat bantu penangkapan karena membantu untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat dan jika ikan telah terkumpul kemudian dilakukan operasi penangkapan ikan. (Setiono,2010).
·         Rumpon
(Google Image,2012)
Gambar 15. Rumpon
·         Sinar Lampu
(GoogleImage,2012)
Gambar 16. Sinar lampu
2.2.6 Hasil Tangkapan Alat Tangkap
            Hasil tangkapan payang terutama jenis-jenis pelagik kecil (layang, selar kuning, kembung, lemuru, tembang japuh, cumi-cumi, kakap merah dan lain-lain). Hasil tangkapan sangat tergantung keadaan daerah dan banyak sedikitnya ikan yang berkumpul disekitar rumpon (Nugroho,2011)
            Hasil tangkapan yang diperoleh oleh payang adalah ikan pelagis. Pada alat tangkap payang, hasil tangkapan utamanya adalah teri nasi (Stolephorus commersonnii), sedangkan hasil tangkapan sampingannya yaitu tongkol (Auxis thazard), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), manyung (Arius thalassimus), layang (Decapterus russelli) (Aprilia,2011).
2.2.6.1 Klasifikasi Ikan Beserta Gambar
·         Klasifikasi pada cumi-cumi adalah sebagai berikut:
Nama              : cumi-cumi/squid_family Loliginidae
Nama local      :  cumi-cumi
Gambar 17. Cumi-cumi
Spesies           : Loligo indica
(Asatrio,2009)
·         Klasifikasi ikan kakap merah adalah :
Nama              : Kakap merah/red snapper_family:Lutjanidae
Nama local      : Kakap merah atau darongan
Gambar 18. Ikan Kakap Merah
Species                       : L. campechanus
(Ifti,2010).
·         Klasifikasi pada ikan layang adalah sebagai berikut:
Nama              : layang/flying fish_family:Carangidae
Nama local      : benggol deles
Gambar 19. Ikan Layang
Spesies                       : Decapterus russelli
(Tyo,2010)

2.3 ALAT TANGKAP PANCING
2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan FAO   
            Menurut Muslim (2009) Hook and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa umpan. Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan. Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap hooks and lines ini terdiri dari:
·         Handlines and pole-lines (hand operated)
·         Handlines and pole-lines (mechanized)
·         Set longlines
·         Drifting longlines
·         Longlines (not specified)
·         Trolling lines
·         Hook and lines (not specified)
Menurut Ridwan (2010) International Standar Statistical Classification of Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO, kelompok pancing (Hook and Lines), terdiri dari :
·         Handlines and pole-lines (mechanized) LHM 09.2.0
·         Set longlines LLS 09.3.0
·         Drifting longlines LLD 09.4.0
·         Longlines (not specified) LL 09.5.0
·         Trolling lines LTL 09.6.0
·         Hook and lines (not specified) LX 09.9.0
(googleImage,2011).
Gambar 20. Cara Pengoprasian Pancing
2.3.2 Klasifikasi Berdasarkan KEPMEN 06/MEN/2010
            Jenis alat penangkapan ikan Pancing (Hooks and Lines), 09.0.0:
1. Handlines and pole-lines/hand operated, LHP, 09.1.0:
a. Pancing ulur, LHP-PU, 09.1.0.1
b. Pancing berjoran, LHP-PJ, 09.1.0.2
c. Huhate, LHP-PH, 09.1.0.3
d. Squid angling , LHP-SA, 09.1.0.4
2. Handlines and pole-lines/mechanized, LHM, 09.2.0:
a. Squid jigging; LHM-PC, 09.2.0.1
b. Huhate mekanis, LHM-HM, 09.2.0.2
3. Rawai dasar (Set long lines), LLS, 09.3.0
4. Rawai hanyut (Drifting long lines), LLD, 09.4.0:
a. Rawai tuna, LLD-RT, 09.4.0.1
b. Rawai cucut, LLD-RC, 09.4.0.2
5. Tonda (Trolling lines), LTL, 09.6.0
2.3.3 Spesifikasi Alat Tangkap
            Secara sederhana sebagaimana dikemukakan terdahulu konstruksi alat pancing terdiri dari tiga bagian utama yaitu tali, roller (penggulung) dan mata pancing (Brandt, 1984).
Menurut Sukandar (2006), dilihat dari segi materialnya, rawai tuna atau longline ini dapat dibagi dua jenis yaitu yang bahan utamanya monofilament (biasanya PA) dan multifilament (biasanya PVA seperti kuralon). Perbedaan pemakaian bahan ini akan mempengaruhi jenis line hauler yang digunakan. Adapun perbedaan dari keduajenis bahan ini dipandang dari segi perikanan adalah:
a.    Bahan monofilament lebih murah dan ringan dibanding dengan multifilament dan juga monofilament lebih mudah dirakit serta sesuai untuk kapal-kapal kecil.
b.    Bahan monofilament lebih mudah ditangani.
c.    Bahan monofilament lebih kecil, halus dan transparan dan dinilai akan memberikan hasil tangkapan yang lebih baik dibandin multifilament.
Sedangkan menurut Sudirman (2004), ukuran mata pancing pada pancing ulur yang digunakan sangat bervariasi antara satu kapal dengan kapal yang lain. Pada kapal-kapal nelayan yang berukuran kecil (5 – 30 GT) biasanya membawa antara 10 sampai dengan 50 set pancing ulur.
2.3.4 Metode Dan Teknik Pengoperasian Alat Tangkap
            Pengoperasian pancing tonda dimulai dengan persiapan terlebih dahulu. Tahap persiapan terbagi menjadi dua bagian yaitu persiapan di darat dan persiapan di laut. Persiapan di darat meliputi pengisian dan pengecekan bahan bakar, pengecekan mesin dan perahu, alat tangkap dan pengecekan alat bantu penangkapan dan lain-lain. Persiapan di laut meliputi pengaturan tali pancing dan gulungan pada posisi yang telah ditentukan (Subani dan Barus, 1989).
Kegiatan penangkapan diawali dengan scouting atau pencarian gerombolan ikan dengan melihat tanda-tanda keberadaannya seperti warna perairan, lompatan ikan cakalang, dan buih di perairan. Pengoperasian pancing tonda dimulai dari pagi hari hingga sore tergantung situasi dan kondisi alam yaitu pukul 05.00-17.00 yang diduga pada saat itu adalah saat dimana ikan cakalang dan tuna bermigrasi untuk mancari makan. Pengoperasiannya dengan pemasangan alat tangkap (setting) yaitu mengulur alat tangkap perlahan-lahan ke perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri perahu dengan jarak tertentu. Setelah setting berakhir tali pancing yang telah direntangkan disisi kanan dan kiri perahu ditarik terus menerus menyusuri daerah penangkapan dengan kecepatan konstan 2-4 knot dengan tujuan umpan buatan yang dipakai bergerak-gerak seperti mangsa. Untuk membuat umpan lebih aktif melayang di perairan, perahu dapat dijalankan dengan arah zig-zag. Pada saat salah satu umpan dimakan ikan, pemancing langsung memberitahu juru mudi atau nahkoda unutk menaikkan kecepatan perahu. Pada saat inilah penarikan tali pancing bisa dimulai. Salah satu ABK akan menarik pancing tersebut dan menggulung tali pancing pada penggulung. Setelah ikan diangkat keatas perahu maka pancing segera dilepas dari ikan dan pancing tersebut diulurkan kembali ke perairan. Langkah selanjutnya seperti pada saat setting telah berakhir dan begitu seterusnya sampai mendapatkan ikan kembali (Subani dan Barus, 1989).
            Dalam pengoperasiannya alat penangkap pancing bisa dipasang menetap pada suatu perairan, ditarik dari dalam perahu/kapal yang sedang dalam keadaan berjalan, dihanyutkan, maupun langsung diulur/ditarik dengan tangan. Banyak jenis dari alat tangkap pancing, mulai dari bentuk yang sederhana misalnya yang digunakan untuk kesenangan semata (game fishing), sampai dalam bentuk ukuran skala besar yang digunakan untuk perikanan industri. Dari bentuk dan cara pengoperasiannya, maka alat penangkap pancing dibedakan atas rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, pancing tondam dan pancing yang lain (Monintja, 2006)                        
Gambar 21. Metode Dan Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Pancing
2.3.5 Alat Bantu Penangkapan
            Menurut Sukandar (2006), dalam pengoperasian pole and line, diperlukan alat bantu penangkapan yang berguna untuk membantu mengumpulkan kawanan ikan atau untuk membantu dalam kelancaran operasi penangkapan. Alat bantu tersebut antara lain:


a.    Jaring tangguk/seser
            
Gambar 22. Alat bantu Jaring/seser
b.    Penyemprot air
Gambar 23. Penyempot Air
c.    Ember
Gambar 24. Alat bantu ember
d.    Rumpon
Gambar 25. Alat Bantu Rumpon

            Alat bantu yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal, antara lain: radar, RDF, line hauler, marlin like, catut potong, ganco, sikat baja, jarum pembunuh, pisau, dan lain-lain (Sudirman, 2007).
            Di Sendang Biru nelayan sekoci melakukan penangkapan dengan menggunakan alat bantu prumpon. Penggunaan rumpon oleh nelayan Sendang Biru mampu meningkatkan hasil tangkapan nelayan sekoci yang berpengaruh juga terhadap produktivitas tangkapannya. Pemakaian teknologi rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan di perairan Indonesia sangat penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi, biologi maupun ekonomi. Rumpon digunakan untuk mengumpulkan ikan pada titik atau tempat laut tertentu sebelum operasi penangkapan yang dilakukan dengan alat penangkap ikan (Subani dan Barus, 1989).
Menurut Patria (2011), dengan peningkatan daya lampu dapat mempengaruhi peningkatan terhadap hasil tangkapan dalam satuan kg. Untuk dapat membantu nelayan kecil seyogyanya dilakukan penelitian lanjutan mengenai dampak lampu ini terhadap jenis alat tangkap yang lain atau penggunaan jenis atau warna lampu yang lain sehingga dapat langsung diaplikasikan secara tepat kepada nelayan.
                
Gambar 26. Alat Bantu Lampu
2.3.6 Hasil Tangkapan dan Alat Tangkap
            Pengoperasian pancing dilakukan pada permukaan, kolom maupun dasar perairan, umunya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal terganung jenis pancing (Menteri kelautan dan perikanan, 2010)
Hasil  tangkapan terutama pancing  (1) untuk lapisan permukaan: tongkol, cakalang, tenggiri, madidihang, setuhu, alu-alu, sunglir, beberapa jenis kuwe dan lain-lainnya (2) untuk lapisan dalam terutama cumi-cumi (3) untuk lapisan dasar terutama manyung, pari, cucut, gulamah, senangin, kerapu dan lain-lainnya (Yuli Nurhayati, 2006)
2.3.6.1 Klasifikasi ikan beserta gambar ikan
·         Klasifikasi ikan cumi cumi
Nama ikan : cumi cumi/ nama inggris : squid_famili : Loliginidae
 


                                   


(google, 2010)
Gambar 27. Cumi-cumi
Species:  Loligo pealii
(saanin,1984)
·         Klasifikasi ikan tenggiri
Nama ikan : Tenggiri/ nama inggris : Narrow Barred King Mackerel_family : Scombridae



                              (google, 2010)
Gambar 28. Ikan tenggiri
Spesies : Acanthocybium solandri
(Nomura, 1977)
·         Klasifikasi ikan Cakalang
Nama ikan : ikan Cakalang/ Nama inggris : Skipjack Tuna_family : Scombridae
 




                                    (google image, 2010)
Gambar 29. Ikan Cakalang
Spesies : K. Pelamis
(Sampekalo, 1982)
·         Klasifikasi ikan Tongkol
Nama ikan : ikan Tongkol/ nama inggris : Tuna fish_family : Scombridae
(google,2010)
Gambar 30. Ikan Tongkol
Spesie : Euthynnus affinis
(Saanin, 1984)


III. METODOLOGI

3.1 Alat Praktikum Dan Fungsinya
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Metode Penangkapan Ikan, alat tangkap Payang adalah
·         Roll Meteran               : untuk mengukur benang
·         Jangka Sorong           : untuk mengukur ketebalan benang
·         Tali Urai                       : untuk menandai jumlah hitungan
·         Counter Point              : untuk mengukur jumlah hitungan
·         Net Gauge                  : untuk mengukur mata jaring
·         Buku Catatan              : untuk mencatat
·        Camera digital             :untuk mengambil gambar saat praktikum dilaksanakan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Metode Penangkapan Ikan, alat tangkap Pancing adalah :
·         Roll Meteran               : untuk mengukur panjang benang
·         Jangka Sorong           : untuk mengukur diameter pancing
·         Buku Catatan              : untuk mencatat
·         Camera digital             :untuk mengambil gambar saat praktikum dilaksanakan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Metode Penangkapan Ikan, alat tangkap Purse Seine adalah :
·         Roll meteran               : unuk mengukur panjang benang
·         Jangka Sorong           : untuk mengukur ketebalan benang
·         Counter                       : alat pengukuran hitungan
·         Buku catatan               : untuk mencatat
·         Camera digital              : untuk mengambil gambar saat praktikum
dilaksanakan
3.2 Metode Pengambilan Data
            Metode yang digunakan pada praktikum Metode Penangkapan Ikan ini adalah dengan wawancara, pengukuran dan dokumentasi. Untuk wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dan si penjawab, setelah itu kita mengukur alat tangkap secara langsung, mengukur diameter tali pancing, panjang tali pancing, diameter tali cabang, panjang tali cabang, mengukur pemberat dibantu oleh nelayan, untuk teknik dokumentasi adalah untuk memudahkan dalam pelaksanaan apabila ada kekeliruan dalam pencatatan maka sumber datanya masih lengkap atau tidak berubah, ini juga digunakan untuk mendokumentasikan keadaan lokasi penelitian, deskripsi profil dan latar belakang studi.
3.3. Jenis Data
            Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini secara umum terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan di lapang berkaitan dengan pengembangan perikanan. Data sekunder merupakan data-data yang didapat dari buku, jurnal, laporan kegiatan, informasi internet, dan lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
·      Pengertian data primer
Data lainnya yang dikumpulkan untuk menggambarkan dinamika keragaan upaya penangkapan dan daerah penangkapan ikan adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan nelayan (contoh/responden) dengan metode purposive sampling. Metode penarikan contoh  ini berdasarkan informasi populasi berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan dan pertimbangan tertentu yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2006).
Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh si peneliti atau diperoleh dari sumber pertama dan datanya belum diolah, contoh : hasil pengamatan beberapa parameter oseanografis daerah penangkapan ikan cakalang dan jumlah hasil tangkapan per trip perikanan pole and line yang didapatkan dari hasil pengamatan langsung dilapang oleh (Achmar Mallawa dan kawan-kawan tahun 2009).
·         Data Sekunder.
Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya (Nagabiru86, 2012).
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua yang mengumpulkan data tersebut.  Data sekunder biasanya telah diolah atau diatur sedemikian rupa oleh pengumpulnya, contoh : Data jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2005)





IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


4.1  DATA HASIL PRAKTIKUM
a.    Alat Tangkap Payang
1.       Komponen utama Payang
a.    Tali – temali
1).  Tali Utama Payang       
       a).  Bahan                        : Nilon
       b).  Diameter                    : 20 mm
       c).  Panjang                      : 30 m
2).  Tali Pada Mulut Payang   :
       a).  Bahan                        : Arnet
       b).  Diameter                    : 17,78 mm
       c).  Panjang                      : 50 m
b.    Pelampung dalam 1 unit         :
1).  Bahan       : Plastik (luar) Gabus (dalam)
2).  Bentuk      : Ellips
3).  Ukuran per buah  :
       a).  Diameter Lubang       : 1,8 mm
       b).  Diameter (Tebar)       : 100 mm
       c).   Panjang                     : 134,2 mm
       d).  Daya Apung               : -  gf/kgf (jika tahu)
4).  Jarak antara Pelampung  :44,5 cm
5).  Jumlah                              : 60 buah
c.  Pelampung tambahan dalam 1 unit   :  Bola / jerigen oli
1)    Bahan      : Plastik
2)    Bentuk     : Bola
3)     Ukuran Per Buah           : -
a)    Diameter Lubang       : - mm
b)    Diameter (Tebal)       : 30 mm
c)    Panjang                     : - mm
4)          Jarak antar pelampunng         : 4-5 cm
5)          Jumlah                                    : 30 buah
d.  Pemberat
1).  Bahan       : Batu
2).  Bentuk      : Tak beraturan / campuran
3).  Ukuran per buah  :
       a).  Diameter Lubang       : 0,1 mm
       b).  Diameter (Tebar)       : 103 mm
       c).   Panjang                     : 24 cm
       d).  Berat                          : 2 kg
       e).  Daya Tenggelam       : 30, 40, 60 depa (1 m = 1,5 Depa)
4).  Jarak antara Pemberat    : 12 cm
5).  Jumlah                              : 16 buah
e. Jaring
1). Jaring pada sayap             :
a). Bahan                       : Multifilament
 b). Diameter Benang      : D9
c). Ukuran Mata Jaring : 101,6 mm
d). Ukuran Jaring           :
(1). Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang   : 100 m
(2). Jumlah Mata Jaring kea rah Lebar       : 8 m
2). Badan Jaring        :
a). Diameter Benang (untuk monofilament)      : D9
b). Ukuran Mata Jarinng                                    : 190,5 mm
c). Ukuran Jaring           :
(1). Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang   : 100 m
(2). Jumlah Mata Jaring kea rah Lebar       : 8 m
3). Kantong                :
a). Bahan dan Diameter Benang (untuk Monofilament)    :Rumput Jepang
b). Ukuran Mata Jaring                          : 12,7 mm
c). Ukuran Jaring                                   :
(1). Jumlah Mata Jaring kea rah Panjang   : 10 m
(2). Jumlah Mata Jaring kea rah Lebar       : 5 m
f.  Sarana Apung
1).  Jenis                     : Kapal
2).  Nama dan Alamat            :
a).  Nama Kapal dan Tanda Selar: Selar , 8 GT
      b).  Nama Pemilik                         : H. Hasan
c).  Nama Nahkoda                      : H. Hasan
3).  Bahan       : Kayu
4).  Ukuran      :
       a).  Panjang                      : 13 m
       b).  Lebar                          : 3,5 m
       c).  Tinggi / Dalam           : 1,6 m
       d).  Tonase                       : 8 Gross Tonnag (GT)
5).  Anak Buah Kapal (ABK) / Nelayan          : 5 Orang

b.    Alat Tangkap Pancing
1.    Komponen utama Panncing
a.    Tali – temali
1).  Tali Utama Payang       
       a).  Bahan                        : Atom , Senar
       b).  Diameter                    :   0,18  mm
       c).  Panjang                      :    31 m
2).  Tali Cabang                      :
       a).  Bahan                        : Atom
       b).  Diameter                    : 150 mm
       c).  Panjang                      : 10 depa
b.    Pemberat                                :
1).  Bahan       : Timah (funa)
2).  Ukuran per buah  :
       a).  Diameter (Tebar)       : 30 mm
       b).   Panjang                     : 100 m
       c).  Berat                          : 0,5 g
3).  Jumlah                              : 1 buah
c.  Sarana Apung
1).  Jenis                     : Motor Tempel
2).  Nama dan Alamat            :
a).  Nama Kapal dan Tanda Selar: PT. Tirta mina
      b).  Nama Pemilik                         : Bapak Abi
c).  Nama Nahkoda                      : Bapak Gandut / Bapak Hamid
3).  Bahan       : Kayu/ Besi / Baja / Fibreglass)
4).  Ukuran      :
       a).  Panjang                      : 7 m
       b).  Lebar                          : 4 m
       c).  Tinggi / Dalam           : 15 m
       d).  Tonase                       :  Gross Tonage (GT)
5).  Anak Buah Kapal (ABK) / Nelayan          : 5 Orang

c.  Alat Tangkap Purse Seine
2.       Komponen utama Purse Seine
a.    Tali – temali Jaring
1).  Tali Pelampung             
       a).  Diameter                    : 10,2 mm
       b).  Panjang                      : 600 m
2).  Tali Ris Atas                      :
       a).  Diameter                    : 0,4 mm
       b).  Panjang                      : 600 m
3).  Tali Pemberat                   :
       a).  Diameter                    : 8,3 mm
       b).  Panjang                      : 600 m
2).  Tali Ris Bawah                  :
       a).  Diameter                    : 4,2 mm
       b).  Panjang                      : 600 m
b.    Pelampung dalam 1 unit         :
1).  Bahan       : Stteroffom
2).  Bentuk      : Oval
3).  Ukuran per buah  :
       a).  Diameter Lubang       : 20 mm
       b).  Diameter (Tebar)       : 38 mm
       c).   Panjang                     : 14,5 mm
4).  Jarak antara Pelampung  : 16 cm
5).  Jumlah                              : - buah
c.  Pelampung tambahan dalam 1 unit   :  -
     1).  Bahan                               :  -
     2).  Bentuk                              : Bola
3).  Ukuran Per Buah              : -
d)    Diameter Lubang       : - mm
e)    Diameter (Tebal)       : - mm
f)     Panjang                     : - mm
4).  Jarak antar pelampunng             : 4-5 cm
d.  Pemberat  pada Jaring Purse Seine            :
1).  Bahan       : Timah
2).  Ukuran per buah  :
       a).  Diameter Lubang       : 0,1 mm
       b).  Diameter (Tebar)       : 26,6 mm
       c).   Panjang                     : 0,06 m
       d).  Berat                          : 166,66 g
3).  Jarak antara Pemberat    : 13 cm
5).  Jumlah                              : -  buah
e. Jaring
1).  Penguat Atas (Selvedge/Srampat Atas)  :
  a). Diameter Benang     : 0,3
b). Ukuran Mata Jaring : 25,4 mm
c). Ukuran Jaring           :
(1). Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang   : 566 m
(2). Jumlah Mata Jaring kea rah Lebar       : 40 m
2). Tubuh Jaring Lappis         :
a). Diameter Benang (untuk monofilament)      : 0,3
b). Ukuran Mata Jarinng                                    : 19,05 mm
c). Ukuran Jaring           :
(1). Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang   : 566 m
(2). Jumlah Mata Jaring ke arah Lebar       : 40 m
3). Penguat Bawah (Selvedge/Srampat Bawah) dalam 1 pis          :
a). Bahan dan Diameter Benang (untuk Monofilament)    :Nilon
b). Ukuran Mata Jaring (MS)                : 19,05 mm
c). Ukuran Jaring                                   :
(1). Jumlah Mata Jaring ke arah Panjang (ML)      : 566 m
(2). Jumlah Mata Jaring ke arah Lebar (MD)         : 40 m
f.  Sarana Apung
1).  Jenis                                                         : Kapal / Motor Tempel
2).  Nama dan Alamat            :
a).  Nama Kapal dan Tanda Selar         : KM DWIJJAYA
      b).  Nama Pemilik                                  : Didik Hariyanto
  c).  Alamat Pemilik                                : Prigi , Watu limo
d).  Nama Nahkoda                               : Rusmanto
e).  Alamat Nahkoda                                 :Tasikmadu, Watulimo  Trenggalek
3).  Bahan       : Kayu
4).  Ukuran      :
       a).  Panjang                                              : 18 m
       b).  Lebar                                                  : 5 m
       c).  Tinggi / Dalam                                   : 18 m
       d).  Tonase                                               : 10 Gross Tonnag (GT)
4.2          PEMBAHASAN
4.2.1 Alat Tangkap dan Metode Penangkapan Ikan di PPN Prigi-Trenggalek
Pada praktikum metode penangkapan ikan di PPN Prigi-Trenggalek, praktikan mendapakan informasi mengenai alat tangkap, kontruksi alat tangkap, jenis tangkapan dan teknik operasinya. Purse seine merupakan alat tangkap yang melingkari ikan. Para nelayan di Prigi umumnya menggunakan sistem 2 kapal dengan alat bantu yang mengeratkan jaring, dengan satu kapal untuk meletakkan hasil tangkapan. Biasanya para nelayan berlayar satu hari penangkapan dengan menggunakan rumpon / jetset (lampu) untuk mengumpulkan ikan. Kontruksi alat tangkap purse seine yakni menggunakan jaring kilon dengan nomor benang D6-D12. Nelayan setempat banyak menggunakan mata jaring ukuran 3/4 karena dinilai aman. Jika menggunakan ukuran mata jarring 1 inchi bisa mengakibatkan kecelakaan disebabkan ingsang ikan yang menyangkut pada mata jaring dan ikan akan terus melakukan perlawanan sehingga membuat kapal berat mengangkut kemudian terguling.
Alat tangkap selanjutnya adalah payang. Payang merupakan alat yang hampir sama dengan purse seine dan juga ramah lingkungan. Cara pengoperasianya menggunakan sistem 2 kapal dengan penarikan di samping kapal, menarik sayap kanan dan kiri. Saat jaring turun pertama dibantu dengan kapal kecil. Payang menangkap pada malam hari dengan sistem oncoran, daerah operasionalnya tidak jauh dari teluk dan tidak di daerah lepas pantai. Payang menggunakan jaring nilon dengan nomor benang D9, pada bagian sayap hingga kantong mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda, semakin ke kantong ukuran mata jarring semakin kecil.
Alat tangkap yang terakhir adalah pancing. Pancing merupakan alat tangkap yang benar-benar ramah lingkungan. Macam-macam pancing yang ada di PPN Prigi-Trenggalek adalah reta, coping, tonda, layang-layang dan kumbaran. Untuk cara operasional pancing tonda, pertama kali diseret, biasanya memakai rumpon, sedangkan di lepas pantai menggunakan GPS sebagai penentu koodinat dan juga sebagai peta laut yang berfungsi untuk menentukan tempat.


4.2.2    Analisa Ekonomi
·         Alat tangkap pancing
Alat tangkap pancing milik PT.TIRTA MINA di PPN Prigi-Trenggalek berkapasitas 8 gross tonnag (GT) menunjukkan produktifitas penangkapan pancing.Biaya operasional alat tangkap pancing  per trip memerlukan biaya sekitar Rp.3,000,000 sampai Rp.7,000,000 (biaya tersebut sudah termasuk bahan bakar, biaya ABK, biaya operasional, biaya perawatan dll). Hasil tangkapan pancing sendiri ikan pada perairan pelagis, seperti : lemuru, tongkol, cakalang dll.Hasil tersebut bila dijual menghasilkan pendapatan sebesar Rp.15,000,000 hingga Rp.25,000,000 (biaya belum termasuk pembagian hasil 40:60), Sehingga alat tangkap ini menguntungkan. 60% pemilik kapal 10% pemilik kapten masing-masing ABK 1,5% (memiliki 5 ABK menjadi 7,5% ) sisanya 22,5% untuk biaya operasional.
·         Alat tangkap Purse seine
Alat tangkap purse seine KM.DWI JAYA milik Pak Didik Hariyanto di PPN Prigi-Trenggalek berkapasitas 10 gross tonnage (GT) menunjukkan produktifitas purse seine.Biaya operasional purse seine per trip memerlukan biaya sekitar Rp.5,000,000 sampai Rp.10,000,000 (Biaya tersebut sudah termasuk bahan bakar 200 liter; biaya ABK @95,000(9); biaya perawatan, biaya operasional dll). Hasil tangkapan purse seine termasuk ikan jenis pelagis(seperti ikan peda,ikan kembung, ikan pindang dll). Harga ikan tersebut mulai dari harga Rp.12,000 hingga Rp.20,000 perkilo. Alat tangkap purseine menghasilkan 1,5 ton per trip,sehingga pendapatan tangkapan sekitar Rp.18,000,000 s.d. Rp.30,000,000 (biaya tersebut belum termasuk bagi hasil sebesar 40:60 (sama yg diatas). Sehingga alat tangkap ini masih menguntungkan. 60% pemilik kapal 10% pemilik kapten masing-masing ABK 1,5% (memiliki 8 ABK menjadi 12% ) sisanya 18% untuk biaya operasional.
·         Alat tangkap Payang
Alat tangkap payang milik H.Hasan KM.Selar 8 GT di PPN Prigi-Trenggalek berkapasitas 8 gross tonnage (GT) menunjukan produktifitas payang.Biaya operasional alat tangkap payang per trip sekitar Rp.3,000,000 sampai Rp.5,000,000(biaya sudah termasuk biaya 5 ABK @Rp.85,000 ; biaya solar 200Ltr sebesar Rp.900,000 ;biaya izin sebesar Rp.100,000 dan biaya lain-lain). Hasil tangkap payang ini adalah ikan pelagis dan ikan wilayah perairan tengah seperti : ikan tongkol;ikan kembung ikan lemuru;ikan pindang dan gurame dll.Alat tangkap ini menghasilkan 1 ton per trip sehingga mendapatkan sekitar Rp.15,000,000 sampai Rp.25,000,000.Biaya tersebut belum di potong dengan biaya bagi hasil sebesar 40:60 . Sehingga hasil masih menguntungkan nelayan.sistem pembagiannya 60% pemilik kapal 10% pemilik kapten masing2 ABK 1,5% (memiliki 5 ABK menjadi 7,5%) sisanya 22,5% untuk biaya operasional.


V. PENUTUP

5.1       KESIMPULAN
Ø  Bagian Alat tangkap pancing terdiri dari : Main Line; Buoy line; Branch line; hook and bait; Bendera; Light buoy, dan Radio buoy.
Ø  Bagian mata pancing terdiri dari : Shank; bend ; Point ; Gap ; Throat ; dan eye.
Ø  Bagian-bagian alat tangkap payang terdiri dari : sayap (wing); Badan ; kantong.
Ø  Mesh size pada alat tangkap payang tidak sama pada setiap bagian.
Ø  Bagian-bagian purse seine terdiri dari : jaring pada badan ; jaring pada sayap; jaring kantong; tali ris atas; tali ris bawah; pemberat; tali cincin; tali kerut (kolor).
Ø  Payang merupakan alat tangkap yang beropresi di permukaan dan di perairan tengah.
Ø  Pancing merupakan alat tangkap permukaan.
Ø  Purse seine merupakan alat tangkap permukaan yang aktif.
Ø  Peralatan yang digunakan saat praktikum Metode Penangkapan Ikan yaitu: roll meter; jangka sorong; tali urai; counter point; buku catatan; net gauge; camera digital.
Ø  Metode yang digunakan pada praktikum Metode Penangkapan Ikan ini adalah dengan wawancara, pengukuran dan dokumentasi.
Ø  Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder.
Ø  Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan nelayan.
Ø  Data sekunder data yang diperoleh dari pihak kedua yang mengumpulkan data tersebut.
Ø  Alat tangkap payang; pancing; purse seine dapat menghasilkan banyak tangkapan sehingga menguntungkan dan memiliki nilai ekonomi yg baik.


5.2 SARAN
Pada praktikum metode penangkapan ikan di Prigi penjelasan materi kurang jelas mohon untuk praktikum selanjutnya di perbaiki lagi dan transportasinya kurang nyaman tolong di benahi kekurangan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Ambar Prihartini.2007.  ANALISIS  TAMPILAN BIOLOGIS IKAN LAYANG (Decapterus sp) HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI PPN PEKALONGAN. http://eprints.undip.ac.id/4398/1/5-Ambar-61sd75.pdf diakses tanggal 31 Mei 2012 pukul 17.30 WIB
Fisheries and Aquaculture Department,2012.purse seine.
  http://www.fao.org/fishery/geartype/249/en.diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul 19.33 WIB.
Haris      .2006. Atlas Lautan. Erlangga. http://books.google.co.id/books?id=MN-Ckm-QO9EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false. diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 18.00 WIB.
Irnawati,2004.analisis aspek bio-teknis unit penangkapan paying diperairan ulak karang.Bandung : ITB
Kepmen,2010.alat penangkapan ikan diwilayah Negara republic Indonesia.jakarta:MKPRI
Limbong.2011.Ikan Cakalang. http://limbong40.blogspot.com/2011/12/ikan-cakalang.html diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 21.00 WIB
Mallawa , Achmar, 2009. Penelitian jenis data. http://www.penelitian-jenis-data.com/mallawa.htm
Mallawa achmar sudirman     2007. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta.
Menteri kelautan dan Perikanan, 2010. Keputusan Menteri No. 6, tentang Alat Penangkap Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
Monintja, Daniel. R,    2006. Teknologi Perikanan Tangkap Yang Bertanggungjawab. Departemen PSP FPIK IPB: Bogor
Nagabiru86,    2012.  Sistem Teori Umum. http://www.survey-software-  solutions.com/nagabiru86 /systems-theory.htm didownload 30/05/2012
Nicholas Harris.2006. Atlas Lautan. Erlangga. http://books.google.co.id/books?id=MN-Ckm-QO9EC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 18.00 WIB
Nomura. M. And Yamazaki T. 1977. Fishing Techniques I. Japan International Cooperation Agency, Tokyo
Prihartini,         2007.  ANALISIS  TAMPILAN BIOLOGIS IKAN LAYANG (Decapterus sp) HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE YANG DIDARATKAN DI PPN PEKALONGAN. http://eprints.undip.ac.id/4398/1/5-Ambar-61sd75.pdf diakses tanggal 31 Mei 2012 pukul 17.30 WIB
Ria.2010.Ikan Tuna Sirip kuning thunnus. http://rian-duniaperikanan.blogspot.com/2010/02/ikan-tuna-sirip-kuning-thunnus.html diakses tanggal 27 mei 2012 pukul 20.20 WIB.
Riza,2012.alat penangkapan ikan. http://rizarahman.staff.umm.ac.id/files/.../M_2_Alat_Penangkapan_Ikan.pdf. diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul 19.30 WIB
Saanin, H. 1984. Taksonomi Dan Kunci Idenifikasi ikan. Bina Cipta, Bandung.
Sampekalo, J. Dan Harikedua. J. 1982. Inventaris Nama Lokal dan jenis jenis ikan laut yang ekonomis penting di Sulawesi Utara. Fakultas Perikanan Unstrat
Setiono,bambang.2010.laporan praktikum.ITB.Bandung
Sugiyono,         2006. studi tentang jenis dan sumber data .http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/01101/SUGIYONO.htm
Sukandar,2006. Diktat Mata Kuliah Tekhnologi Alat Penangkapan Ikan. FPIK Universitas Brawijaya: Malang.
Tahajuddah,2009. Latar belakang. http://tadjuddahmuslim.wordpress.com /2009 /01/28/kajian-keramahan-lingkungan-alat-tangkap-menurut-klasifikasi-statistik-internasional-standar-fao/ diakses pada tanggal 28 mei 2012 pukul 19.00 WIB
Wiadnya,2012.Ikan Hasil Tangkap http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4F_2-Ikan-Hasil-Tangkap-3.pdf diakses tanggal 27 Mei 2012 pukul 20.00 WIB
Yuli Nurhayati, 2006. Pengaruh Kedalaman Terhadap Komposisi Hasil Tangkapan Pancing Ulur Di Perairan Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor









LAMPIRAN

           


          

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar